Rabu, 14 Oktober 2015

Kwn Farmacy

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian merupakan sistem filsafat.Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti aterialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.

Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain:

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan
kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya
terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan
sebagai berikut:
(1) Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;
(2) Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4
dan 5;
(3) Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila
4, dan 5;
(4) Sila 4, diliputi, didasari,dijiwai sila 1,2,3,dan mendasari dan menjiwai sila 5;
(5) Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi: (1) Tuhan, yaitu sebagai kausa prima (2) Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk social (3) Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri (4) Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong (5) Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari sila-sila Pancasila.

Sebagai dijelaskan pula bahwa kesatuan sila-sila Pancasila adalah bersifaf hierarkhis dan mempunyai bentuk pyramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila dalam Pancasila dalam urut-urutan luas dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila Pancasila itu dalam arti formal logis selain kesatuan sila-sila Pancasila itu hierarkhis dalam hal kuantitas juga dalam hal isi sifatnya yaitu menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila.

Kesatuan yang demikian ini meliputi kesatuan dalam hal dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari sila-sila Pancasila.

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki, dasar ontologis, epistemologis dan aksiologis sendiri yang berbeda dengan system filsafat yang lainnya, misalnya; materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia. Telah dijelaskan bahwa kesatuan sila-sila Pancasila itu bersifat hierarki dan mempunyai bentuk piramida.

Pancasila yang memiliki susunan yang hierarkis piramida berarti juga Pancasila yang memiliki susunan bersatu membentuk satu kesatuan dan urutannya sudah diatur sedemikian rupa sehingga Pancasila saling menjiwai dan dijiwai diantara sila-silanya.

Sila ketuhanan merupakan tingkatan yang tertinggi diantara sila dibawahnya. Karena sila pertama ini merupakan nilai yang bersifat mutlak, kemudian diikuti dengan sila kedua. Sedangkan untuk sila persatuan, sila kerakyatan, dan sila keadilan berkaitan dengan kehidupan kenegaraan. Nilai persatuan dipandang memiliki nilai yang lebih tinggi daripada nilai kerakyatan dan keadilan. Kemudian sila kerakyatan merupakan syarat terwujudnya keadilan, sedangkan keadilan merupakan tujuan dari keempat sila lainnya. 

Senin, 12 Oktober 2015

Sediaan semisolid

Sediaan Semisolid

Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membran mukosa. Termasuk sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel dan pasta.
1.   Salep (ungueta) adalah sediaan semi solid yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (menurut Farmakope Indonesia edisi IV). Tujuan Pembuatan SalepPengobatan lokal pada kulit, Melindungi kulit (pada luka agar tidak terinfeksi), Melembabkan kulit.
2.   Krim (cream) adalah sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat, melalui vaginal. (Farmakope Indonesia edisi IV). 
Krim berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe air/minyak (w/o) dan krim minyak/air (o/w) umumnya disebut vanishing cream, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Rata-rata jenis krim o/w lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep.
3.   Gel atau jelly merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia edisi IV).
Gel dapat digolongkan baik dalam sistem 2 fase atau dalam sistem satu fase. Sistem 2 fase sering disebut juga magma atau susu. Massa gel dapat terdiri dari gumpalan partikel-partikel kecil dan bukan molekul-molekul besar seperti ditemukan pada gel aluminium hidroksida, magma bentonit dan magma magnesium. 
4.   Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi pasta seperti suspensi yang padat karena mengandung konsentrasi bahan padat yang tinggi sekitar 30-70%. Pasta umumnya dibuat dengan mencampurkan zat padat langsung ke dalam sistem yang dikentalkan dengan menggerus sebagai basis untuk membentuk massa seperti pasta. Pasta sebagai sediaan memiliki perubahan bentuk plastis dengan suatu batas mengalir.
Pasta mengandung lebih banyak bahan padat dan oleh karena itu lebih kental dan kurang meresap daripada salep. Pasta biasanya digunakan karena kerjanya yang melindungi dan kemampuannya menyerap kotoran serum dari luka-luka di kulit


Sediaan Semisolid

Sediaan semi solid meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membran mukosa. Termasuk sediaan semisolid yaitu salep, krim, gel dan pasta.
1.   Salep (ungueta) adalah sediaan semi solid yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir (menurut Farmakope Indonesia edisi IV). Tujuan Pembuatan SalepPengobatan lokal pada kulit, Melindungi kulit (pada luka agar tidak terinfeksi), Melembabkan kulit.
2.   Krim (cream) adalah sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat, melalui vaginal. (Farmakope Indonesia edisi IV). 
Krim berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe air/minyak (w/o) dan krim minyak/air (o/w) umumnya disebut vanishing cream, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Rata-rata jenis krim o/w lebih mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep.
3.   Gel atau jelly merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Indonesia edisi IV).
Gel dapat digolongkan baik dalam sistem 2 fase atau dalam sistem satu fase. Sistem 2 fase sering disebut juga magma atau susu. Massa gel dapat terdiri dari gumpalan partikel-partikel kecil dan bukan molekul-molekul besar seperti ditemukan pada gel aluminium hidroksida, magma bentonit dan magma magnesium. 
4.   Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi pasta seperti suspensi yang padat karena mengandung konsentrasi bahan padat yang tinggi sekitar 30-70%. Pasta umumnya dibuat dengan mencampurkan zat padat langsung ke dalam sistem yang dikentalkan dengan menggerus sebagai basis untuk membentuk massa seperti pasta. Pasta sebagai sediaan memiliki perubahan bentuk plastis dengan suatu batas mengalir.
Pasta mengandung lebih banyak bahan padat dan oleh karena itu lebih kental dan kurang meresap daripada salep. Pasta biasanya digunakan karena kerjanya yang melindungi dan kemampuannya menyerap kotoran serum dari luka-luka di kulit


Senin, 05 Oktober 2015

MANAJEMEN FARMASI

Metode ABC dan VEN “ManajemenLogistik Dan Farmasi”


1. METODE ABC
Definisi
Metode ABC atau Analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC merupakan metodepembuatangrup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggihingga terendah, dan di bagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C.
  1. Kelompok A adalah inventory dengan jumlah sekitar 20% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari total nilai inventory.
  2. Kelompok B adalah inventory dengan jumlah sekitar 30% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 15% dari total nilai inventory.
  3. Kelompok C adalah inventory dengan jumlah sekitar 50% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar 5% dari total nilai inventory (Suciati, 200).
Besarnya persentase ini adalah kisaran yang bisa berubah-ubah dan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lainnya (Maimun, 2008).Kelompok A adalah kelompok yang sangat kritis sehingga perlu pengontrolan secara ketat, dibandingkan kelompok B yang kurang kritis, sedangkan kelompok C mempunyai dampak yang kecil terhadap aktivitas gudang dan keuangan (Maimun,2008).
Dalam keterkaitannya dengan persediaan di IFRS maka yang dimaksud kelompok Aadalah kelompok obat yang harganya mahal, maka harus dikendalikan secara ketat yaitu dengan membuat laporan penggunaan dan sisanya secara rinci agar dapat dilakukan monitoring secara terus menerus. Oleh karena itu disimpan secara rapat agar tidak mudah dicuri bila perlu dalam persediaan pengadaannya sedikit atau tidak ada sama sekali sehingga tidakada dalam penyimpanan. Sedangkan pengendalian obat untukkelompok B tidak seketat kelompok A. Meskipun demikian laporan penggunaan dan sisa obatnya dilaporkan secara rinci untuk dilakukan monitoring secara berkala pada setiap 1-3 bulansekali. Cara penyimpanannya disesuaikan dengan jenis obat dan perlakuannya. Pengendalian obat untuk kelompok C dapat lebih longgar pencatatan dan pelaporannya tidak sesering kelompok B dengansekali-kali dilakukan monitoring dan persediaan dapat dilakukan untuk 2-6 bulan dengan penyimpanan biasa sesuai dengan jenis perlakuan obat.Prinsip ABC ini dapat diterapkan dalam pengelolaan pembelian, inventory, penjualan dan sebagainya. Dalam organisasi penjualan, analisis ini dapat memberikan informasi terhadap produk-produk utama yang memberikan revenue terbesar bagi perusahaan. Pihakmanajemendapat meneruskan konsentrasi terhadap produk ini,sambil mencari strategiuntuk mendongkrak penjualan kelompok B (Maimun, 2008).

Proseduranalisis ABC
Prinsip utama analisis ABC adalah dengan menempatkan jenis-jenis perbekalan farmasi kedalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan anggaran terbanyak. Urutan langkah sebagai berikut :
  1. Kumpulkan kebutuhan perbekalan farmasi yang diperoleh dari salah satu metode perencanaan, daftar harga perbekalan farmasi, dan biaya yang diperlukan untuk tiap nama dagang. Kelompokkan kedalam jenis-jenis/katagori, dan jumlahkan biaya per jenis/ katagori perbekalan farmasi.
  2. Jumlahkan anggaran total, hitung masing-masing prosentase jenis perbekalan farmasi terhadap anggaran total.
  3. Urutkan kembali perbekalan farmasi di atas mulai dari yang memakan prosentase biaya paling banyak.
  4. Hitung prosentase kumulatif, dimulai dengan urutan 1 dan seterusnya.
  5. Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap ± 70% anggaranperbekalan total.
  6. Perbekalan farmasi katagori A menyerapanggaran 70%
  7. Perbekalan farmasi katagori B menyerapanggaran 20%
  8. Perbekalan farmasi katagori C menyerapanggaran 10%
(DepKes RI, 2008).


Cara PerhitungananalisisABC :
1)      Hitung jumlah dana yang dibutukan untuk masing-masing obat dengan cara mengalikan jumlah obat dengan harga obat.
2)      Tentukan rangkingnya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
3)      Hitung presentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan.
4)      Hitung kumulasi persennya.
5)      Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%.
6)      Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam kumulas 71-90%.
7)      Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90-100%                                                                                      (DepKes RI, 2008).
Tahapan-tahapan dalam analisis ABC dengan menggunakan program Microsoft excel adalah sebagai berikut :
a.       Buat daftar list semua item dan cantumkan harganya                                  
b.      Masukkan jumlah kebutuhannya dalam periode tertentu.
c.       Kalikan harga dan jumlah kebutuhan.
d.      Hitung persentase harga dari masing-masing item.
e.       Atur daftar list secara desending dengan nilai harga tertinggi berada di atas.
f.       Hitung persentase kumulatif dari masing-masing item terhadap total harga.
g.      Tentukan klasifikasinya A, B atau C (Maimun, 2008).
Analisis klasifikasi ABC memiliki beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
  1. Membantumanajemendalammenentukantingkatpersediaan yang efisien
  2. Memberikan perhatian pada jenis persediaan utama yang dapat memberikan cost benefit yang besar bagi perusahaan
  3. Dapat memanfaatkan modal kerja (workingcapital) sebaik-baiknya sehingga  dapat memacu pertumbuhan perusahaan
  4. Sumber-sumber daya produksi dapat dimanfaatkan secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi fungsi-fungsi produksi
2. Metode VEN
Metode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan kedalam tiga kategori yakni (Maimun, 2008) :
  1. Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk dalam kelompok ini antaralain :obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk  jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung,
  2. Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat gastrointestinal, NSAID dan lain lain.
  3. Non-esensial (N) meliputi anekaragam perbekalan farmasi yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalan farmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi lainnya.Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin, suplemendan lain-lain.
Penggolongan Obat Sistem VEN dapat digunakan :
  1. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengana lokasi dana yang tersedia.
  2. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar diusahakan tidak terjadi kekosongan obat
  3. Untuk menyusun daftar VEN perludi tentukan terlebih dahulu kriteria penentuan VEN. Dalam penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masing-masing spesialisasi.
Langkah-langkah menentukan VEN.
  1. Menyusun kriteria menentukan VEN
  2. Menyediakan data pola penyakit
  3. Standar pengobatan
3. KOMBINASI ABC DAN VEN
Jenis obat yang termasuk kategori A (dalamanalisis ABC) adalah benar-benar yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya harus E dan sebagian V (darianalisa VEN). Sebaliknya jenis obat dengan status N harusnya masuk dalam kategori C (Maimun, 2008).
Digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan obat dimana anggaran yang ada tidak sesuai kebutuhan.
Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan obat. Mekanismenya adalah sebagai berikut:
  1. Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan, bila dana masih kurang, maka obat kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah selanjutnya.
  2. Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NC, NB, NA dimulaid engan pengurangan obat kategori EC, EB dan EA (Maimun, 2008).





Minggu, 04 Oktober 2015

PENYIMPANAN OBAT



Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat – obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan obat – obatan adalah untuk :
-       Memelihara mutu obat
-       Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
-       Menjaga kelangsungan persediaan
-       Memudahkan pencarian dan pengawasan
Kegiatan penyimpanan obat meliputi :
a.    Pengaturan tata ruang
b.    Penyusunan stok obat
c.    Pencatatan stok obat
d.    Pengamatan mutu obat


Pengaturan Tata Ruang
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan obat, maka diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik. Faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang gudang adalah sebagai berikut:
1.    Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, maka gudang perlu ditata sebagai berikut:
a)    Gudang menggunakan sistem satu lantai jangan menggunakan sekat – sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika digunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
b)    Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat, ruang gudang dapat ditata berdasarkan sistem :
-       Arus garis lurus
-       Arus U
-       Arus L
2.    Sirkulasi udara yang baik
Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah adanya sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup dari obat sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja.
Idealnya dalam gudang terdapat AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk ruang gudang yang luas. Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin. Apabila kipas angin belum cukup maka perlu ventilasi melalui atap.
3.    Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat meningkatkan sirkulasi udara dan gerakan stok obat.
Penggunaan pallet memberikan keuntungan :
-       Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
-       Peningkatan efisiensi penanganan stok
-       Dapat menampung obat lebih banyak
-       Pallet lebih murah daripada rak
4.    Kondisi penyimpanan khusus
-       Vaksin memerlukan “cold chain” khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya arus listrik.
-       Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu terkunci.
-       Bahan – bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang induk.
5.    Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan – bahan yang mudah terbakar seperti dus, kartun dan lain – lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup.

Penyusunan Stok Obat
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah – langkah berikut:
1.    Gunakan prinsip FIFO (First In First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat yang masa kadaluarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umumnya relatif lebih tua dan masa kadaluarsanya mungkin lebih awal.
2.    Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.
3.    Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika.
4.    Simpan obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
5.    Simpan obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan obat – obatan untuk pemakaian luar.
6.    Cantukmkan nama masing – masing obat pada rak dengan rapi.
7.    Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam box masing – masing, ambil seperlunya.
8.    Obat – obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian perlu dilakukan rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada di belakang sehingga obat dapat dimanfaatkan sebelum masa kadaluarsa habis.
Pencatatan dan Kartu Stok
Fungsi :
1.    Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa).
2.    Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis obat yang berasal dari 1 (satu) sumber anggaran.
3.    Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat.
4.    Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya.
Kegiatan yang harus dilakukan :
1.    Kartu stok diletakkan bersamaan / berdekatan dengan obat bersangkutan.
2.    Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
3.    Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/kadaluarsa) langsung dicatat dalam kartu stok.
4.    Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
Informasi yang didapat
1.    Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)
2.    Jumlah obat yang diterima
3.    Jumlah obat yang keluar
4.    Jumlah obat yang hilang/rusak/kadaluarsa
Manfaat informasi yang didapat
1.    Untuk mengetahui dengan cepat jumlah persediaan obat.
2.    Penyusunan laporan.
3.    Perencanaan pengadaan dan distribusi
4.    Pengendalian persediaan
5.    Untuk pertanggungjawaban bagi petugas penyimpanan dan penyaluran
6.    Sebagai alat bantu kontrol bagi Kepala Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan / Bendaharawan Obat
Petunjuk pengisian
a.    Petugas penyimpanan dan penyaluran mencatat segala penerimaan dan pengeluaran obat di Kartu Stok (formulir I) sesuai dengan apa yang tercantum didalam dokumen, Dokumen Bukti Mutasi Barang (DBMB), atau dokumen lain yang sejenis.



b.    Obat disusun menurut ketentuan – ketentuan berikut :
1)    Obat dalam jumlah besar (bulk) disimpan diatas pallet atau diganjal kayu secara rapi, teratur dengan memperhatikan tanda – tanda khusus (tidak boleh terbalik, berat, bulat, segi empat dan lain – lain)
2)    Penyimpanan antara kelompok/jenis satu dengan yang lain harus jelas sehingga memudahkan pengeluaran dan perhitungan
3)    Penyimpanan bersusun dapat dilaksanakan dengan adanya forklift untuk obat – obat berat
4)    Obat – obat dalam jumlah kecil dan mahal harganya disimpan dalam lemari terkunci dipegang oleh petugas penyimpanan dan penyaluran.
5)    Satu jenis obat disimpan dalam satu lokasi (rak, lemari dan lain – lain)
6)    Obat dan alat kesehatan yang mempunyai sifat khusus disimpan dalam tempat khusus. Contoh: eter, film dan lain – lain
c.    Obat – obat disimpan menurut sistem FIFO (First In First Out)
d.    Kartu stok memuat nama obat, satuan, asal (sumber) dan diletakkan bersama obat pada lokasi penyimpanan
e.    Bagian judul pada kartu stok diisi dengan:
-       Nama obat
-       Kemasan
-       Isi kemasan
-       Nama sumber dana atau dari mana asalnya obat
f.     Kolom – kolom pada kartu stok diisi sebagai berikut:
1)    Tanggal penerimaan atau pengeluaran
2)    Nomor dokumen penerimaan atau pengeluaran
3)    Sumber asal obat atau kepada siapa obat dikirim
4)    No. Batch/no. Lot
5)    Tanggal kadaluarsa
6)    Jumlah penerimaan
7)    Jumlah pengeluaran
8)    Sisa stok
9)    Paraf petugas yang mengerjakan
Pencatatan dan Kartu Stok Induk
Fungsi:
1.    Kartu stok induk digunakan untuk mencatat mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluarsa).
2.    Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu) jenis obat yang berasal dari semua sumber anggaran.
3.    Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian mutasi obat.
4.    Data pada kartu stok induk digunakan sebagai:
-       Alat kendali bagi Kepala Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan terhadap keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanan.
-       Alat bantu untuk penyusunan laporan, perencanaan pengadaan dan distribusi serta pengendalian persediaan.
Kegiatan yang harus dilakukan:
1.    Kartu stok diletakkan di ruang Kepala Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
2.    Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari.
3.    Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak / kadaluarsa) langsung dicatat didalam kartu stok.
4.    Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
Informasi yang didapat
1.    Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)
2.    Jumlah obat yang diterima
3.    Jumlah obat yang keluar
4.    Jumlah obat yang hilang/rusak/kadaluarsa
5.    Jangka waktu kekosongan obat
Manfaat informasi yang didapat
1.    Alat kontrol bagi Kepala Unit Pengelola  Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
2.    Alat bantu untuk :
-       Penyususan laporan
-       Perencaan pengadaan dan distribusi
-       Pengendalian persediaan
Kegiatan yang harus dilakukan
a.    Petugas pencatatan dan evaluasi, mencatat segala penerimaan dan pengeluaran obat di Kartu Stok Induk (Formulir II) berdasarkan BAPPB, SBBK atau dokumen lain yang sejenis.
b.    Kartu stok induk adalah:;
1.    Sebagai pencerminan obat – obat yang ada di gudang
2.    Alat pembantu bagi ordonatur untuk pengeluaran obat
3.    Alat pembantu dalam menentukan kebutuhan
c.    Bagian judul pada Kartu Induk Persediaan Obat diisi dengan:
-       Nama obat tersebut
-       Satuan obat
-       Sumber / asal obat
-       Jumlah persediaan minimum yang harus ada dalam persediaan, dihitung sebesar stok tunggu (6 bulan)
-       Jumlah persediaan maksimum yang harus ada dalam persediaan, dihitung sebesar stok kerja + stok tunggu + stok pengaman (± 20 bulan)

d.    Kolom – kolom pada Kartu Induk Persediaan Obat diisi sebagai berikut:
1)    Tanggal diterima atau dikeluarkan obat
2)    Nomor tanda bukti BAPPO dan atau DBMO dan lain – lain
3)    Dari siapa diterima obat atau kepada siapa dikirim obat
4)    Sampai dengan (9) jumlah obat yang diterima berdasar sumber anggaran
5)    Sampai dengan (15) jumlah obat yang dikeluarkan
6)    Sampai dengan (21) sisa stok obat dalam persediaan
7)    Keterangan yang dianggap perlu, misal tanggal dan tahun kadaluarsa, nomor batch dan lain – lain.

Pengamatan Mutu Obat
Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati secara visual. Jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik, harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium.
Tanda – tanda perubahan mutu obat
1.    Tablet
-       Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
-       Kerusakan berupa noda, berbintik – bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
-       Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat
2.    Kapsul
-       Perubahan warna isi kapsul
-       Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan yang lainnya
3.    Tablet salut
-       Pecah – pecah, terjadi perubahan warna
-       Basah dan lengket satu dengan yang lainnya
-       Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
4.    Cairan
-       Menjadi keruh atau timbul endapan
-       Konsistensi berubah
-       Warna atau rasa berubah
-       Botol – botol plastik rusak atau bocor
5.    Salep
-       Warna berubah
-       Pot atau tube rusak atau bocor
-       Bau berubah
6.    Injeksi
-       Kebocoran wadah (vial, ampul)
-       Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi
-       Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan
-       Warna larutan berubah
Tindak lanjut terhadap obat yang terbukti rusak adalah:
-       Dikumpulkan dan disimpan terpisah
-       Dikembalikan / diklaim sesuai dengan aturan yang berlaku

-       Dihapuskan sesuai dengan aturan yang berlaku